Surat dari Dewa
Hari sudah berganti saat mata Feyre menatap layar ponselnya yang menampilkan sebuah penunjuk waktu dengan angka kesukaannya terpampang di sana, 00.10. Malam ini, ia tengah duduk di teras menunggu kedatangan seseorang yang baru saja memberitahukan kepadanya bahwa ia akan mampir ke rumah gadis itu, tentu saja, awalnya ia menolak karena merasa hari sudah terlalu malam, meskipun pada hari biasanya gadis itu tidak peduli jam berapapun Abian akan mampir ke rumahnya.
Namun, ketika mengetahui bahwa laki-laki itu datang membawa sebuah titipan dari seseorang yang ia rindukan, tanpa basa-basi tangannya mengetikkan persetujuan kepada Abian di seberang sana. Euphoria dalam dirinya mendadak datang secara tidak sadar dan membuat gadis itu dengan cepat melangkah turun dari kasurnya kemudian membuka pintu lebar-lebar, menunggu sosok laki-laki pembawa titipannya muncul di pekarangan rumahnya dengan jantung yang berpacu kencang.
“Kak Dewa nitip apa?” pikirnya.
“Ngapain nunggu di luar? Dingin, masuk aja.” Abian datang tujuh menit setelah Feyre duduk di sana dalam diam. Langkah kaki Abian melebar seiring dengan tangannya yang ikut membawa masuk Feyre untuk menghindari udara malam yang dingin menembus kulit gadis itu. “Apa itu?” tanya Feyre setelah keduanya sampai di ruang tengah, duduk di sofa panjang ruangan itu.
“Gak tau, tulisannya buat lo. Gue gak berani buka.”
Mata Feyre memicing dan dahinya mengerut melihat sebuah amplop coklat dengan sebuah tulisan tangan indah terukir di sana. Tulisan yang dapat ia kenali secara langsung siapa pemiliknya. “Buka sekarang coba. Gue penasaran.” Abian memberikan amplop yang dipegangnya kepada Feyre, menginstruksikan gadis itu untuk segera membukanya, karena pada kenyataannya Abian jauh lebih penasaran dengan isinya ketimbang penerima asli dari surat itu, Feyre.
Gadis itu mengangguk pelan, kemudian tangannya membuka amplop itu dengan sangat hati-hati, merasa takut kalau-kalau kertas di dalamnya ikut robek saat ia membukanya. Diambilnya sepucuk surat dalam amplop itu setelah ia berhasil membuka amplopnya dengan lebar, dipandanginya perlahan, kemudian ia mengambil nafas dalam sebelum membuka lipatan kertas itu. Kertas yang dengan segera menunjukkan sebuah pesan panjang dengan tulisan tangan rapi milik Dewa.
Apa kamu akhirnya berhasil buka surat ini, Re?
Kalo iya, artinya Abian udah masuk ke apartemen dan nyari aku, benar kan? Karena gak mungkin kamu yang masuk ke sana, kamu pasti masih menghindar dari aku, iya kan?
Pembuka surat yang berhasil membuat Feyre mengangguk ringan dan tertawa kecil secara tidak sadar, Dewa tahu itu.